Bagi yang mengambil kuliah atau yang tertarik dengan GIS (Geographic Information System) tentu telah mengenal ArcGIS sebagai software utama yang umum dipakai. ArcGIS merupakan aplikasi berbayar (komersial) yang dijual dengan harga relatif mahal untuk perorangan. Karena itu, diperlukan alternatif lain untuk pekerjaan GIS. Salah-satu aplikasi sejenis yang dibangun oleh komunitas secara terbuka (open source) dan dapat diperoleh secara gratis adalah Quantum GIS.
Walau tidak selengkap ArcGIS, dengan perkembangan yang cepat, QGIS telah memiliki semua kemampuan dasar bagi analisis keruangan dan pemetaan. Bahkan, kemampuannya menjadi lebih profesional karena memiliki plugin yang beragam sesuai dengan kebutuhan pemakai. Salah-satu yang paling penting adalah kemampuan QGIS untuk memanfaatkan segala perangkat GRASS, suatu aplikasi GIS lain yang lebih dulu ada dan lebih mapan untuk pengolahan data raster dan vektor.
Pertumbuhan dan perkembangan aplikasi lain sejenis ArcGIS menguntungkan kita (end user) karena akan banyak pilihan bagi pekerjaan GIS. Bisa jadi, harga aplikasi komersial pun akan semakin murah karena tak ada lagi pemain tunggal di dunia GIS.
Bacaan lain:
- Penjelasan singkat tentang QGIS
- QGIS Blog
- QGIS Planet
- GIS di Biro Pembangunan Setda Aceh
- ArcGIS–QGIS Faceoff
- ArcGIS vs QGIS Clipping Contest Rematch
- QGIS 1.4.0 vs ArcGIS 9.3 – vector analysis
- Migrate from ArcGIS to QGIS?
Catatan: Tulisan ini telah diupdate. Pertama kali dipost tgl. 7-11-2007.
KhazanahArham 